Lewati Batas Diri

Table of Contents
Saya pernah bercita-cita ingin menjadi wartawan. Bagi saya, wartawan adalah pekerjaan yang hebat karena kita dituntut untuk terus mencari informasi yang detail dan akurat, mengambil kesimpulan lalu kemudian menginformasikan hal tersebut. Ada ketelitian dan rasa ingin tahu yang besar saat menjalankan profesi tersebut, itu menurut saya.

Beberapa waktu yang lalu, seorang teman di grup Line menginformasikan bahwa temannya butuh seorang wartawan lepas untuk menggantikannya meliput sebuah kegiatan. Saya langsung memutuskan mengambil kesempatan ini meskipun sebenarnya tak siap tapi bukankah kesempatan yang baik tak pernah datang dua kali? Di kepala pun terngiang suatu kutipan yang pernah saya baca di sebuah buku “Tak perlu menunggu sampai kamu benar-benar siap, karena bisa jadi saat kau terus menunggu, kesempatanmu telah habis”. Lagian jika saya melewatkan kesempatan ini, suatu saat akan menyesali karena tak mencobanya. Singkat cerita, saya pun diperkenalkan dengan teman dari teman saya tersebut, namanya Firda.

Jadi jangan pernah menyerah sebelum memulai, bahkan ketika dirimu tak tahu apakah mampu atau tidak, cobalah lewati batas diri

Kegiatan yang akan diliput adalah Izzi Video Music Star 2, sebuah ajang pencarian bakat nyanyi yang disponsori oleh produk Izzi dan juga majalah Kawanku. Di event ini saya ditugaskan menjadi kontributor untuk majalah Kawanku, meliput setiap kegiatan selama 3 hari berturut-turut di 3 sekolah yaitu SMP 30 Makassar, SMA 21 Makassar, dan SMP Advent Makassar. Awalnya saya sempat ingin membatalkan menerima tugas ini soalnya merasa gimana gitu waktu tahu bahwa ini ajang pencarian bakat khusus cewek tapi setelah berpikir panjang akhirnya saya memutuskan tetap bertahan, toh kalau memang mau jadi seorang wartawan harus bisa hadapi segala kondisi, ini salah satunya.

Gugup dan penuh tanya, 2 hal ini menghinggapi saya sepanjang hari menjelang waktu peliputan. Ini adalah hal yang pertama bagi saya sehingga tak henti memikirkannya. Bagaimana jika saya malah memberikan hasil yang buruk dan mengecewakan redaksi?

Terkadang apa yang kita bayangkan tak seperti kenyataanya dan itulah yang saya alami. Di hari pertama saat berangkat meliput, saya dipenuhi tanda tanya, apa yang harus saya lakukan? Apa yang akan saya tanyakan? Apa yang harus saya perbuat? Tapi saat sampai di lokasi ternyata saya di sambut ramah oleh kak Sony, salah satu perwakilan dari Kawanku. Dialah yang memberikan beberapa bimbingan terkait tugas. Kak Marti dan Kak Manda dari redaksi Kawanku juga tak henti-hentinya berikan arahan melalui chat tentang tugas-tugas saya. Firda juga hadir di hari kedua dan membantu saya meliput.

Pada akhirnya saya berhasil melewati 3 hari tersebut dengan sebuah kepuasan hati. Rasa puas karena berani mengambil kesempatan dan mengalahkan keraguan diri. Jadi jangan pernah menyerah sebelum memulai, bahkan ketika dirimu tak tahu apakah mampu atau tidak, cobalah lewati batas diri.

Posting Komentar