Pasangan hidup dan Bersyukur

Table of Contents
Assalamu'alaikum sahabat BiluPing. Hari ini saya ingin sharing tentang sebuah cerita dalam ceramah yang pernah saya dengarkan di bulan ramadhan yang lalu (karena saya kurang mengingat secara detail maka saya akan ceritakan berdasarkan pemahaman saya). Cerita ini tentang seorang yang mencari pasangan hidup dan sekaligus pentingnya bersyukur tapi sebelumnya saya akan membahas tentang salah satu kata gaul yang sering saya jumpai di timeline facebookku yaitu Jones.
 
Apakah kalian sering mendengar kata "Jones" kalau anak muda sekarang kayaknya sering dengar nih kata ini. Setelah search di google saya baru tahu kalau jones itu singkatan dari JOmble ngeNES. Istilah ini biasanya diberikan pada mereka (yang jomblo) yang terus meratapi nasibnya sebagai jomblo. Menurut saya, sebenarnya istilah jomblo itu bukan ditujukan pada mereka yang tidak memiliki kekasih saat usia muda tapi jomblo itu adalah mereka yang belum memiliki pasangan ketika ia sudah ingin menikah. Jadi jika usia kalian masih muda, masih masa-masa belajar di sekolah dan merasa belum ingin/belum mikir tentang menikah, maka tak usah peduli jika kalian malah di cap sebagai jomblo soalnya gelar itu belum cocok untukmu.

    Istilah jomblo itu seharusnya tidak ditujukan pada mereka yang tidak memiliki kekasih saat usia muda tapi jomblo itu adalah mereka yang belum memiliki pasangan ketika ia sudah ingin menikah

Ok, sekarang saya akan ceritakan kisah tentang seorang pemuda yang mencari pasangan hidupnya. Karena ia merasa sudah ingin menikah tapi belum memiliki calon pendamping maka katakanlah dia seorang jomblo (tapi bukan jones soalnya dia belum meratapi nasibnya sebagai jomblo). Seorang temannya pun memberi saran padanya untuk datang ke sebuah toko yang bernama "Toko Calon Pendamping Hidup". Konon katanya di toko tersebut tersedia banyak wanita yang sudah bersedia untuk menikah. Si pemuda tersebut akhirnya mengikuti saran dari temannya itu.

Esok harinya, pemuda tersebut telah berada didepan toko yang dimaksud. Papan nama bertuliskan "Toko Calon Pendamping Hidup" terlihat jelas di depan bangunan yang ia perkirakan berlantai 6 tersebut. Dengan ragu-ragu ia mulai masuk dalam toko tersebut dan disambut oleh pemilik toko, seorang lelaki berusia sekitar 40an.
"Selamat pagi, kamu termasuk orang yang sangat bersemangat untuk menikah sampai-sampai datang sepagi ini" ucap penjaga toko dengan ramah
"Bapak tau aja, siapa sih yang tidak semangat untuk segera berumah tangga. Tapi apa benar disini tersedia gadis-gadis yang siap untuk nikah?" tanya pemuda itu penasaran
"Tentu dong, tapi apa benar kamu benar-benar telah siap untuk nikah?" penjaga toko bertanya balik.
"Siap dong pak"  jawab pemuda itu dengan mantap
"Sesuai namanya, pendamping hidup itu adalah dia yang akan berada disisimu hingga akhir usia kalian. Jadi sudah sewajarnya jika kamu harus bisa menerima kelebihan dan kekurangannya sebagaimana ia akan mencoba menerima kelebihan dan kekuranganmu" Ucap pemilik toko mencoba menasehati.
"Betul pak, ngomong-ngomong kok dari tadi saya belum liat gadis-gadisnya yah?"
"Sebelum bertemu dengan gadis-gadis tersebut silahkan perlihatkan KTPmu". Pemuda tersebut tak menjawab, ia segera mengeluarkan KTP (Kartu Tanda Pemduduk) dari dompetnya dengan sangat bersemangat.
"Ok, saya sudah mendaftarkanmu. Dengarkan peraturannya baik-baik yah. Peraturannya seperti ini. Kamu hanya boleh terdaftar di toko ini sekali. Hari ini saya sudah mendaftarkanmu jadi jika berikutnya kamu datang lagi maka permintaanmu tak akan dilayani. Mengerti?" penjaga toko mencoba menegaskan
"Mengerti pak" jawab pemuda tersebut sambil mengangguk.
"Peraturan berikutnya, toko ini memiliki 7 lantai dan setiap lantai disediakan pintu untuk keluar. Lantai pertama adalah tempat registrasi ini, lantai kedua dan seterusnya diisi oleh gadis-gadis tapi tentu saja tiap lantai memiliki kriteria yang berbeda. Kamu boleh naik ke lantai berikutnya, tapi tak boleh turun jadi misalnya kamu naik ke lantai 3, kamu tak boleh turun ke lantai 2 demikian seterusnya. Jadi pilihanmu cuma 2, naik lantai atau pilih pintu keluar. Mengerti?" penjaga toko kembali mencoba menegaskan.
"Sangat-sangat mengerti pak. Jadi setelah saya memilih, saya langsung keluar?" pemuda tersebut bertanya balik.
"Betul sekali, di setiap pintu keluar sudah ada petugas kami yang akan kembali mendata kamu dan pilihan. Masih ada yang ingin ditanyakan, kalau tidak silahkan menuju tangga itu" jawab penjaga toko sambil menunjuk tangga yang berada disisi kanannya. Pemuda tersebut tak menjawab lagi, ia hanya tersenyum kemudian segera menuju tangga.
"Bijaklah dalam memilih" teriak penjaga toko saat pemuda tersebut mulai melangkah ke lantai 2.

Lantai 2 : Gadis Cantik
"Nah ini yang kucari" ucap pemuda tersebut dalam hati. Ia segera membuka pintu ruangan itu. Dan sesuai namanya, didalam sudah ada beberapa gadis yang sedang duduk di meja mereka masing-masing. Mereka segera berdiri ketika pemuda tersebut masuk. Pemuda tersebut berjalan-jalan dan berkeliling ke setiap meja, semuanya sangat cantik sehingga ia sulit untuk memilih.
"Wah disini cantik-cantik semua jadi susah buat milihnya. Apa naik ke lantai berikutnya aja yah, ini kan masih lantai awal" ucapnya dalam hati sambil melangkah naik ke lantai berikutnya

Lantai 3 : Gadis Cantik + Penyayang
"Wah mantap ini, udah cantik penyayang lagi" ucapnya sambil segera masuk ke ruangan. Sama seperti ruangan sebelumnya, gadis-gadis tersebut sangat cantik, sebagian besar dari mereka sedang bermain dengan hewan-hewan yang lucu seperti kucing dan kelinci seakan menampakkan sifat penyayang mereka. Sekali lagi pemuda tersebut berkeliling-keliling namun tetap saja bingung memilih yang mana, rasanya ia ingin memilih semuanya :D
"Wah benar-benar penyayang gadis disini terus cantik lagi, rasanya tidak sabar mau liat lantai atas". Ia pun melangkah naik ke lantai berikutnya.

Lantai 4 : Gadis Cantik + Penyayang + Pintar Masak
Tanpa berkata-kata ia segera masuk ke ruangan. Di dalam ruangan tersebut beberapa gadis terlihat sedang sibuk memasak. Si pemuda tersebut bahkan diijinkan mencicipi masakan mereka.
"Kalau kayak gini, pasti betah makan di rumah nih" ucapnya dalam hati sambil senyum-senyum sendiri.
"Aku pilih yang disini saja deh, tapi diatas masih ada sih. Ok, aku keatas aja dulu" Ia kembali melangkah ke lantai 5

Lantai 5 : Gadis Cantik + Penyayang + Pintar masak + Wanita karir
"Tau aja kalau pendapatanku sebagai karyawan pas-pasan" ucapnya sambil membuka pintu ruangan lantai 5. Di dalam ruangan tersebut ia disambut beberapa gadis yang terlihat menggunakan pakaian kerja, ada PNS, Manager, Guru, Dokter dan berbagai profesi lainnya. Pemuda tersebut kagum melihat mereka.
"Mmmmhh..." ia berguman "... mereka selain cantik, penyayang, pintar masak dan wanita karir juga. Benar-benar calon istri yang sempurna. Tidak salah lagi, lantai berikutnya pasti lebih sempurna lagi dan aku akan memilih salah satu dari mereka" ia segera berlari menaiki tangga menuju lantai terakhir dengan tidak sabar.

Lantai 6 : Gadis sempurna
Pemuda tersebut berhenti sejenak, hatinya begitu berdebar melihat nama ruangan tersebut.

"Gadis sempurna, inilah yang kucari untuk mendampingi hidupku. Kok jadi berdebar-debar gini yah? Masa jombloku segera berakhir, yeah!" Ia membuka pintu dengan perlahan namun tak ada seorangpun diruangan itu, hanya sebuah tulisan besar tertulis di dinding.
"Maaf, di ruangan ini tak ada siapapun. Ruangan ini hanya simbol bagaimana anda tak pernah bersyukur dengan apa yang anda dapatkan. Anda datang kesini mencari pendamping hidup tapi ketika ada gadis cantik didepan anda, anda terus saja mencari yang lebih baik dan lebih baik lagi hingga akhirnya sampai di ruangan ini. Di dunia ini tak ada gadis yang sempurna karena manusia itu diciptakan tak sempurna agar saling menutupi kekurangan orang lain dengan kelebihan yang ia miliki. Silahkan ratapi kesendirian anda karena sifat anda sendiri yang tak pernah bersyukur."
*Mungkin inilah yang dikatakan jones*

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(Q.S. Ibrahim:7)

Kurang lebih seperti itulah kisah yang dibawakan pada ceramah malam itu (beberapa bagian saya tambahkan agar ceritanya lebih menarik). Intinya, setiap orang itu sebenarnya telah diberikan hal cukup untuk dirinya namun terkadang lupa untuk bersyukur. Selalu saja ada sifat tak pernah puas, ingin memiliki (lagi) yang lebih baik padahal belum tentu hal ini diinginkan itu lebih bermanfaat dari apa yang ia miliki saat ini. Contohnya jika kita memiliki sebuah sepeda yang sering digunakan ke tempat kerja yang jaraknya lumayan dekat namun tiba-tiba tertarik untuk membeli motor padahal untuk keperluan yang sama, otomatis motor ini malah lebih boros (apalagi awal bulan ini harga bensin akan naik jadi pasti lebih boros di ongkos bensin dibandingkan menggunakan sepeda yang menyehatkan badan)

Satu pesanku, "Hidup itu... meskipun ia sederhana tapi jika di syukuri maka akan terasa begitu berarti"

Posting Komentar